Oleh Zulfatin Rahmahani
SMA N 1 Sewon XI IPA 1
Pada zaman yang
modern ini, hampir semua orang di Indonesia mengenal teknologi, mulai dari alat
transportasi, alat komunikasi, peralatan sehari-hari, hingga internet dan situs
jejaring sosial. Tidak dapat dipungkiri, teknologi memegang peran penting dalam
kehidupan manusia. Semua jenis teknologi diciptakan untuk memudahkan manusia
dalam melakukan aktivitasnya. Bayangkan saja, jika lampu tidak pernah ditemukan,
apa yang akan terjadi? Malam hari akan menjadi gelap gulita bukan? Tidak ada
teknologi, manusia tentu akan mengalami kesulitan dalam menjalankan aktivitas
sehari-hari mereka. Beberapa orang
memang ahli dalam memanfaatkan kemajuan teknologi, tetapi tidak sedikit dari
mereka yang kurang bisa memanfaatkannya dengan bijak.
Sudah bukan
merupakan suatu rahasia lagi bahwa masyarakat Indonesia memiliki sifat
konsumtif yang tinggi, berbanding terbalik dengan produktivitasnya yang rendah.
Hampir semua alat pemenuh kebutuhan yang menggunakan teknologi di Indonesia
adalah impor. Mulai dari teknologi transportasi seperti pesawat terbang, mobil,
sepeda motor, kendaraan berat, komputer, laptop, telepon genggam hingga pulpen
sekalipun adalah merupakan barang impor buatan bukan negara kita. Indonesia sekarang
mulai bisa tersenyum karena beberapa anak negeri sudah bisa memproduksi netbook dan merakit pesawat sendiri. Walaupun
barang-barang yang dirakit masih didatangkan dari luar negeri, tetap merupakan
suatu kemajuan yang membanggakan bagi negara kita. Ini merupakan prestasi anak
negeri yang menjadi angin segar di sela-sela ricuhnya demo kenaikan harga BBM.
Semua
orang tahu pemerintah akan segera menaikkan harga BBM. Tidak sedikit masyarakat
Indonesia yang memprotes kebijakan pemerintah itu. Tetapi saya tidak mau dan
tidak akan ikut campur. Kenapa kita harus susah-susah membuang tenaga dan
menguras waktu dengan melakukan demo? Toh tidak dapat dipungkiri kalau cepat
atau lambat BBM pasti akan naik juga. Menurut saya, hanya mereka yang
berpikiran pendek dan mudah terbawa suasana yang melakukan demo. Orang-orang yang
kritis dan berfikir panjang tentu tidak akan melakukannya. Coba tanya dari mana
pemerintah mendapatkan suplay BBM itu? Pemerintah tentu mengimpornya dari luar
negeri bukan? Perlu diketahui bahwa saat ini, harga minyak dunia sedang naik. Kalau
BBM di dalam negeri tidak naik, negara kita tentu akan mengalami kerugian
karena pengeluarannya lebih besar daripada pemasukan. Bisa jadi, pemerintah
akan memotong anggaran dana kesehatan dan pendidikan, atau berhutang ke luar
negeri untuk menutup kerugian tersebut.
Daripada kita
membuang waktu dan tenaga dengan berdemo, lebih baik kita melakukan hal-hal
yang bermanfaat. Coba bertanya pada diri sendiri, apa yang bisa kita lakukan?
Apakah ada alternatif lain selain menggunakan BBM? Jawabannya adalah banyak.
Salah satunya yaitu dengan menggunakan kendaraan umum, bersepeda atau berjalan
kaki. Orang-orang di negara maju yang pendapatan per kapitanya lebih besar dari
Indonesia justru lebih memilih menggunakan kendaraan umum daripada kendaraan
pribadi. Selain karena harga BBM di negara-negara maju jauh lebih mahal, mereka
memiliki kesadaran yang tinggi tehadap lingkungan di negara mereka. Coba
bandingkan dengan orang-orang di Indonesia yang selalu mengeluh kepada
pemerintah untuk menanggulangi setiap masalah. Contohnya masalah banjir,
bencana ini hampir setiap tahun terjadi, tetapi mereka tidak pernah sadar telah
melakukan kesalahan yang sama, yaitu membuang sampah sembarangan. Itulah salah
satu kelemahan masyarakat di Indonesia. Mereka menuntut dan menyalahkan
pemerintah, tetapi enggan mengkoreksi diri sendiri. Masyarakat Indonesia memiliki kesadaran diri yang rendah. Jika
masih bisa menggunakan sepeda, kenapa harus naik motor? Apakah karena budaya
konsumtif masyarakat kita? Memang, memakai lebih mudah daripada menciptakan. Kenyataan
ini berbanding terbalik dengan budaya masyarakat di negara-negara maju. Negara
Jepang contohnya, mereka tidak mengeluh atas sulitnya kehidupan. Mereka mempunyai
jiwa pencipta yang tinggi. Mereka tidak lelah untuk berinovasi dan mencoba
menciptakan hal baru. Bukan merupakan rahasia bahwa anak sekolah menengah di Jepang
sudah bisa merakit telepon genggam sendiri. Mereka mempunyai disiplin yang
tinggi. Sebenarnya, generasi muda Indonesia juga bisa melakukannya. Di dunia
ini tidak ada yang tidak mungkin. Dengan ilmu pengetahuan, semua pasti bisa.
Pertanyaanya, mau atau tidak?
Pemanfaatan
sumber daya alam di Indonesia belum maksimal. Hal ini, disebabkan kurangnya
tenaga ahli. Sebagai contoh, Indonesia mengekspor hasil bumi ke negara maju,
lalu oleh negara maju hasil bumi itu diolah sedemikian hingga, masuk kembali ke
Indonesia dengan harga mahal. Ironis memang, tetapi itulah kenyataanya.
Harga BBM memang
setiap waktu selalu naik dan tidak pernah turun. Coba dipikirkan secara logis,
BBM adalah bahan bakar fosil. Bahan
bakar fosil itu sifatnya tidak dapat diperbaharui. Itu berarti suatu saat nanti
pasti akan habis juga persediaannya di alam. Semakin langka suatu barang, pasti
akan semakin mahal. Jadi, mau seperti apapun kita bedemo untuk menurunkan harga
BBM, pasti akhirnya akan naik juga bukan? Ini menjadi PR bagi kita sebagai
generasi muda untuk berinovasi dan berfikir
mencari jalan keluar dari permasalahan ini. Masih banyak energi alternatif lain
selain BBM yang menunggu untuk ditemukan. Antara lain sumber energi panas bumi,
gelombang air laut, angin, biogas, energi matahari, dan masih banyak sumber
energi hijau lain. Dari sekian banyak sumber energi alternatif yang ada,
menurut saya, yang paling tepat untuk diterapkan di Indonesia adalah sumber
energi biogas.
Biogas merupakan gas hasil fermentasi
bahan organik seperti kotoran sapi, ampas tahu, limbah rumah tangga atau sampah-sampah organik
oleh aktivitas anaerobikSelain bahan bakunya yang berupa sampah organik
melimpah di alam, biogas merupakan sumber energi hijau yang murah dan ramah
lingkungan. Pembuatannya juga sederhana dan tidak memerlukan biaya mahal. Tidak
sedikit siswa di beberapa sekolah menengah atas di Indonesia yang mencoba
mempraktekkan pembuatan sumber energi biogas. Tetapi karena kurangnya fasilitas
dan kesempatan, potensi ini tidak dapat dikembangkan secara maksimal. Jika
pemerintah lebih peka dan mau bekerja sama dengan generasi muda, bukan tidak
mungkin suatu hari nanti Indonesia dapat memproduksi sumber energi dan
teknologi-teknologi canggih sendiri. Saya yakin kita pasti bisa menunjukkan
ke negara-negara maju di luar sana bahwa generasi muda Indonesia juga patut
untuk dibanggakan.
Indonesia adalah
negara besar yang kaya akan sumber daya alam yang melimpah. Begitu juga
sumber daya manusianya yang terus
bertambah. Banyaknya generasi muda yang terus bermunculan bisa menjadi potensi
yang sangat bagus untuk memajukan teknologi di Indonesia. Yang menjadi kendala
saat ini adalah kesadaran dan kesempatan. Tidak sedikit generasi muda Indonesia
yang sebenarnya memiliki potensi dan kemampuan lebih jika dibandingkan dengan
anak-anak lain. Hanya saja mereka belum menyadari kemampuan yang dimiliki. Di sisi
lain, mereka yang sadar akan kelebihannya justru berhenti di tengah jalan
karena tidak ada kesempatan dan fasilitas. Tidak menutup kemungkinan jika
mereka diberikan pemahaman akan kemampuan mereka dan diberikan fasilitas yang
mendukung, suatu saat nanti Indonesia dapat menciptakan dan mematenkan
penemuan-penemuan mereka sendiri. Sumber daya alam dan sumber energi hijau
sudah ada, yang dibutuhkan sekarang adalah tenaga ahli dan fasilitas.
Jadi, yang perlu
kita lakukan adalah percaya dan yakin bahwa kita bisa. Kita memiliki kecerdasan
dan kemampuan lebih yang terpendam di dalam diri kita, didukung dengan
fasilitas penujang tentunya. Bukan tidak mungkin jika suatu saat nanti generasi
Indonesia dapat mewujudkan impian teknologi hijau masa depan. Teknologi yang
ditemukan dan diciptakan oleh generasi muda Indonesia, dikelola oleh generasi
muda Indonesia, dan ditujukan untuk Indonesia. Sehingga kita tidak perlu
mengandalakan barang-barang impor dari negara maju. Saya yakin kita bisa
menciptakan teknologi kita sendiri. Begitu juga dengan sumber energi, seperti
biogas yang diproduksi oleh Indonesia, dikekola oleh Indonesia, dan ditujukan
untuk kesejahteraan Indonesia. Jika kita memiliki sumber energi yang kita
kelola sendiri, kita tidak perlu lagi mengandalkan suplay bahan bakar dari
negara-negara maju. Dari Indonesia, oleh
Indonesia, untuk Indonesia. Kesadaran itu dimulai dari diri kita masing-masing.
Di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin. Dengan ilmu pengetahuan, semua pasti
bisa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar